SMEKTI KOMPAK - (31/08/2024)  — SMK Negeri 3 Mataram kembali menggelar Sabtu Budaya, sebuah acara yang diadakan setiap hari Sabtu untuk memupuk semangat kebersamaan dan melestarikan budaya lokal. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (31/8/24) ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan seluruh siswa dan guru.

Acara dimulai dengan senam pagi bersama di lapangan sekolah yangi diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta yang hadir, mulai dari siswa, guru, hingga pegawai. Kegiatan ini selain untuk menjaga kebugaran juga mempererat kebersamaan antarwarga sekolah.

Usai senam, acara dilanjutkan dengan penampilan nyanyi solo dari beberapa siswa berbakat. Mereka menampilkan lagu-lagu daerah dan nasional yang mendapat sambutan hangat dari para penonton. Suara merdu dan penampilan percaya diri para peserta menambah semarak acara.

Salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu adalah presean, sebuah tradisi asli Lombok yang menampilkan dua petarung yang saling beradu ketangkasan dengan menggunakan rotan atau sejenisnya dan perisai. Kegiatan ini menjadi daya tarik utama karena tidak hanya menampilkan keberanian dan keahlian, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal kepada siswa.

Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan bazar yang menjual berbagai makanan produk hasil kreativitas guru dan siswa SMK Negeri 3 Mataram.

Sebagai penutup, diadakan sesi penjelasan mengenai penggunaan drone, yang merupakan salah satu teknologi terbaru yang diajarkan di SMK Negeri 3 Mataram dari konsentrasi keahlian Geomatika. Para siswa diajak untuk memahami dasar-dasar pengoperasian drone, fungsinya dalam berbagai industri, serta potensi penggunaannya di masa depan.

Kepala SMK Negeri 3 Mataram, Sulman Haris, S.Ag, M.Pd.I, mengungkapkan bahwa Sabtu Budaya ini adalah upaya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan beragam. "Kami ingin siswai juga mengenal dan melestarikan budaya lokal serta mengenal teknologi terbaru. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang kreatif, inovatif, dan berbudaya. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi dan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih komprehensif ", ujar Sulman Haris.